Sejarah Dunia hanya mengenal Edmund Hillary sebagai penakluk pertama Puncak Mount Everest, gunung tertinggi di dunia. Karena prestasinya itu, ia mendapat gelar Sir dari Ratu Inggris Elizabeth II dan menjadi orang terkenal di seantero jagat.
Nyaris tidak ada yang peduli dengan Tenzing Norgay, seorang Sherpa pemandu Sir Edmund Hillary yang mengantarkannya menjejak Puncak Mount Everest . Sesaat setelah mereka turun dari salah satu puncak tertinggi pegunungan Himalaya itu, hampir semua wartawan berebut mewawancarai Edmund Hillary. Hanya satu reporter yang sempat menanyai Tenzing Norgay.
“Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?” Tanya sang Wartawan.
“Andakan Sherpa [pemandu] bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia. Bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?”
“Benar, saya pemandu Edmund Hillary. Dan ketika tinggal selangkah lagi mencapai puncak, saya persilahkan dia berjalan duluan dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan puncak Mount Everest .”
“Mengapa Anda lakukan itu?.”
“Sebab, itu impian Edmund Hillary, dan bukan impian saya. Impian saya adalah sukses membantu dan mengantarkannya meraih impiannya.”
Cerita tersebut mengajarkan kepada kita tentang kerelaan berkorban. Dengan sadar Tenzing Norgay menyerahkan kesempatan emas di tangannya kepada orang lain, sehingga orang lain tersebut menjadi hero, menjadi selebritas dunia, menjadi somebody. Sedangkan ia sendiri tetap menjadi seorang sherpa yang sederhana, sosok nobody alias bukan siapa-siapa.
Kerelaan berkorban Tenzing Norgay mencerminkan sebuah sikap profesional. Sebagai pemandu, tolok ukur keberhasilannya adalah memandu, bukan menjadi orang pertama. Sedangkan The First, dengan segala konsekuensi kenikmatannya, adalah milik orang lain. Kepuasan Tenzing Norgay adalah memuaskan orang lain, seraya menjadi sosok nobody.
Banyak orang-orang di sekitar kita dengan semangat berbuat untuk orang lain, tanpa berpikir kelak dapat dikenang orang. Bisakah kita seperti dia?
(Disarikan dari : tebarhewan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar